oke sebelum nulis tentang kebebasan beragama, gue mau bilang kalo gue ini bukan orang yang religius. bukan ahli agama. gue cuma mau nulis tentang ini karena kemarin gue dan seorang teman membicarakan tentang agama. lalu ada satu kalimat dari teman gue ini yang cukup menendang pikiran gue. which is :
"Lo kenapa masuk islam? karena orang tua lo islam, kan? Bagaimana lo bisa jadi religius kalo lo aja gak dikasih kebebasan beragama?"
lalu gue terdiam, gue berpikir. bener juga ya. gue sejak lahir itu islam. gue gak dapet kebebasan memilih mau masuk agama apa. gue gak diberi kesempatan memilih sebuah agama. gue islam karena kedua orang tua gue islam. orang-orang islam disekeliling gue bilang kalo agama yang paling benar itu ya islam. dilain pihak, penganut agama lain juga berpendapat kalo agama mereka yang benar. bagaimana kalo ternyata bukan islam yang benar? bagaimana kalo misalnya yang benar itu Hindu, atau Budha, Kristen atau yang lainnya? atau bagaimana kalo ternyata semuanya benar? atau lebih lagi, bagaimana kalo sebenernya gak ada yang benar?
kenapa gue bertanya seperti itu? karena semua kemungkinan harus dijabarkan dan dicek kebenarannya satu-satu. dan bagaimana cara mengecek kebenarannya? ya kalo menurut gue ya dengan mempelajari semua agama. dari situ kita bisa membandingkan kebenarannya. dan menyimpulkan agama mana yang paling benar.
oke gue belum mempelajari semua agama, bahkan agama gue sendiri aja belom gue pelajari dengan benar. karena sebelum ini gue kurang berminat dengan agama, gue lebih milih mendengarkan musik dibanding mendengarkan ayat Al-quran. gue lebih milih membaca novel fiksi daripada membaca ayat al-quran. kenapa? karena gue gak bisa bahasa arab. sedangkan gue mendengarkan musik yan berbahasa Indonesia atau Inggris, yang gue mengerti artinya. dan gue membaca novel fiksi yang berbahasa Indonesia, yang gue juga mengerti artinya. maksudnya gini. kenapa gue harus mendengarkan ayat-ayat al-quran di ceramah-ceramah islam dengan bahasa Arab? juga doa-doa yang berbahasa arab? bukan kah lebih efektif kalau semua ayat dan doa-doa itu di bacakan dengan bahasa di masing-masing negara atau daerah. yang jelas dimana semua orang yang mendengarkan ayat-ayat itu bisa mengerti maksud dari ayat itu sendiri karena dibacakan dengan bahasa yang mereka pahami. dengan begitu gue yakin pesan yang disampaikan akan jauh lebih mudah untuk dipahami.
mungkin bukan cuma gue yang berpikir seperti ini, kalau saat mendengarkan doa-doa dalam bahasa arab dan terakhirnya harus kita amini. padahal kita tidak tahu pasti apa yang kita amini. kita cuma percaya kalo doa itu pasti yang bagus-bagus. padahal darimana kita bisa tahu kalau itu hal yang bagus-bagus sedangkan kita tidak bisa bahasa arab?
kalo kasarnya, itu sama saja dengan orang yang gak bisa bahasa Inggris sama sekali sedang mendengarkan ceramah berbahasa inggris dan si penceramah bilang "fuck you bla bla bla fuck you" lalu si orang yang gak bisa bahasa inggris itu mengamini karena dia pikir itu pasti hal yang bagus-bagus.
mungkin kalau gue belajar bahasa arab gue akan mengerti. tapi gue rasa agama itu kan bersifat Universal, kenapa harus dengan bahasa arab? oke mungkin karena awalnya dari dataran arab. tapi sekarang seharusnya para penceramah itu berceramah dengan bahasa masing-masing. atau kalau memang agama islam itu yang paling benar, kenapa gak bahasa arab aja yang dijadikan bahasa universal, bukan bahasa inggris. agar semua orang bisa mengerti tentang islam? itu baru poin pertama.
terus, kalau memang islam itu agama yang terbaik, kenapa teroris itu kebanyakan datang dari latar belakang agama islam? oke mungkin itu islam sesat. tapi coba lihat, gue gak tau kalo di budha atau hindu, tapi dikristen juga ada aliran sesat. tapi mereka tidak serusuh teroris islam yang jihad itu. itu poin kedua
poin ketiga, berapa banyak anak-anak yang dipaksa untuk tadarusan? mereka diajari untuk membaca al-quran dengan baik dan benar. padahal kalo menurut gue itu bukan makna dari tadarusan sebenernya. mereka itu diajari membaca tulisan arab, bukan Al-quran. buat apa membaca kalau tidak mengerti? itu sama aja kaya orang yang gak ngerti bahasa inggris sama sekali terus dikasih lawakan bahasa Inggris. apa mereka bisa mengerti dimana letak lucunya?
jadi menurut gue, seharusnya tadarusan itu ya membaca al-quran dengan bahasa yang dimengerti oleh si pembaca. agar si pembaca pasti mengerti apa yang dibaca dan paham apa yang tertulis dari Al-quran sebenarnya. karena bahasa itu cuma media untuk menyampaikan. merubah kebahasa lain asal tidak menghilangkan makna dari alquran sendiri seharusnya tidak apa-apa kan?
jadi gue gak heran kalo ada temen-temen gue yang ngaku udah khatam al-quran tapi tindakannya sama saja dengan gue yang tidak khatam al-quran. karena mereka cuma membaca al-quran, tanpa memahaminya. coba kalau orang-orang yang sudah khatam Al-quran itu disuruh menceritakan kembali isinya, berapa banyak yang bisa menceritakannya dengan benar?
balik lagi kepertanyaan temen gue diatas. pertanyaan itu membawa pikiran gue ke pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan diatas. lalu gue mengetweet pertanyaan temen gue tadi. setelah itu ada yang merespon pertanyaan itu dan bilang kalo dia pernah dengar cerita ada seorang ayah yang gak mau mengadzhani anaknya yang baru lahir karena ingin memberi anaknya kebebasan memilih agama kalau si anak sudah mengerti kelak. tapi pada akhirnya sang ayah mengadzaninya karena sang ayah menganut islam.
kalau menurut gue hal ini bagus. berarti si ayah enggak memaksa anaknya untuk masuk ke agama yang dianutnya. karena setiap manusia itu mempunyai hak memilih kebebasan beragama. karena memilih agama itu bukan kaya memlilih sekolah, yang bisa dipilihin oleh orang tua. memilih agama itu seperti memilih pendamping hidup, harus dipilih sendiri.
mungkin tulisan ini banyak kekurangan karena cuma berdasarkan pemikiran dari gue yang gak terlalu familiar dengan persoalan agama. kalau ada yang mau membantu gue untuk menambahkan atau membenarkan, gue dengan senang hati akan menyimak.
PS: "you dont have to like me or my words. I'm not facebook status."